Di sekolah, di kantor, bahkan di tongkrongan — hampir semua orang ingin didengar. Tapi ironisnya, hanya sedikit yang benar-benar mau dan bisa mendengarkan. Padahal, kemampuan mendengarkan itu sama pentingnya (atau bahkan lebih penting) dibanding kemampuan berbicara.
Sering kali, konflik muncul bukan karena isi pembicaraan, tapi karena orang merasa tidak didengarkan. Kalau kamu bisa menjadi pendengar yang baik, kamu bisa menjadi teman yang lebih disukai, rekan kerja yang lebih dihargai, dan anggota tim yang lebih dipercaya.
Nah, gimana sih caranya? Yuk simak 7 cara jadi pendengar yang baik berikut ini!
1. Hadir Secara Penuh (Be Present)
Jangan sekadar ada secara fisik—pastikan pikiranmu juga hadir. Letakkan HP, matikan notifikasi, dan tatap lawan bicara. Kontak mata dan bahasa tubuh yang terbuka akan membuat orang merasa dihargai.
Khusus di kantor atau ruang kelas, ini menunjukkan kamu adalah orang yang profesional dan berkomitmen.
2. Dengarkan Tanpa Niat Langsung Menjawab
Sering kali kita dengar orang hanya untuk menanggapi, bukan untuk memahami. Padahal, mendengarkan bukan berarti diam sambil menyiapkan balasan. Cobalah dengarkan tanpa niat langsung menjawab—biarkan dirimu menyerap maksud utamanya terlebih dahulu.
3. Gunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung
Gerakan kecil seperti mengangguk, menyandar ke depan sedikit, atau mengubah ekspresi wajah sesuai cerita, bisa jadi sinyal kuat kalau kamu benar-benar terlibat.
Jangan lupa: kadang bahasa tubuh lebih jujur dari kata-kata.
4. Tunjukkan Empati Tanpa Terlalu Ikut Campur
Tanggapan simpel seperti:
“Pasti berat ya.”
“Aku ngerti kenapa kamu ngerasa gitu.”
itu sering kali jauh lebih bermakna daripada nasihat panjang.
Di sekolah, ini bikin teman merasa aman. Di kantor, ini bikin kamu terlihat bijak dan suportif.
5. Jangan Menyela—Biarkan Orang Menyelesaikan Kalimatnya
Biarpun kamu tahu ke mana arahnya, jangan potong pembicaraan. Bagi sebagian orang, menyampaikan sesuatu butuh waktu dan keberanian. Biarkan mereka menyelesaikan dulu.
6. Tanyakan Hal yang Terkait, Bukan Menginterogasi
Sesekali, bertanya bisa memperdalam diskusi:
“Setelah itu gimana perasaan kamu?”
“Terus kamu nanggepinnya gimana?”
Beda dengan:
“Kenapa kamu nggak bilang dari awal?”
“Kok kamu bisa sebodoh itu?”
Tanya dengan empati, bukan menyalahkan.
7. Ingat Detail Kecil, Itu Tanda Kamu Peduli
Kalau teman kamu pernah cerita tentang orang tuanya sakit, dan kamu tanya kabarnya seminggu kemudian—percaya deh, itu nggak akan terlupakan.
Di dunia kerja pun, kemampuan mengingat hal kecil bisa mempererat hubungan kerja dan membangun reputasi positif.
***
Menjadi pendengar yang baik bukan sekadar "menahan diri untuk tidak bicara", tapi seni untuk benar-benar hadir, menghargai, dan memvalidasi perasaan orang lain. Di era digital yang penuh distraksi, skill pendengar yang baik jadi salah satu kemampuan yang langka dan sangat dihargai.
Di sekolah, kamu akan jadi teman yang dicari. Di kantor, kamu akan jadi rekan yang dipercaya. Di mana pun kamu berada, kamu akan jadi pribadi yang dirindukan kehadirannya.
Kamu pernah punya pengalaman saat merasa sangat didengarkan — atau sebaliknya? Ceritain di kolom komentar, yuk! Dan jangan lupa share artikel ini ke temanmu yang sering terlalu sibuk sendiri saat kamu cerita 😅