Di tengah hiruk-pikuk kota dan padatnya aktivitas sehari-hari, banyak dari kita mendambakan tempat tenang untuk menyegarkan pikiran. Bayangkan sebuah desa yang berada di ketinggian, diselimuti kabut pagi yang menyapu perbukitan, dengan udara segar dan pemandangan hijau sejauh mata memandang. Tempat ini dikenal sebagai “Kampung di Atas Awan”, dan benar-benar seperti potongan surga yang tersembunyi.
Meski belum sepopuler destinasi wisata mainstream, kampung ini mulai mencuri perhatian karena keindahan alam dan keramahan penduduk lokalnya. Artikel ini akan membahas mengapa Kampung di Atas Awan layak masuk bucket list kamu dan bagaimana kamu bisa menikmatinya tanpa merusak kealamian tempat tersebut.
📍 Di Mana Lokasinya?
Kampung di Atas Awan merujuk pada beberapa desa di Indonesia yang berada di dataran tinggi, tapi salah satu yang paling dikenal ada di Citorek Kidul, Lebak, Banten. Lokasi ini menjadi viral karena fotonya yang menampilkan kabut tebal seakan membuat desa "mengapung" di atas awan. Selain itu, ada juga versi serupa di daerah Buttu Macca, Toraja dan Desa Sembungan, Dieng.
Meski aksesnya tak semudah destinasi wisata kota, perjalanan menuju kampung ini justru menjadi bagian dari pengalaman uniknya. Kamu akan melewati jalanan menanjak, pemandangan pegunungan, hingga hutan tropis yang masih asri.
![]() |
ig/muhamadibnu17_ |
✨ Apa yang Membuatnya Spesial?
1. Pemandangan Alam yang Menakjubkan
Dari ketinggian lebih dari 1000 mdpl, kamu bisa menyaksikan lautan awan yang menyelimuti lembah. Matahari terbit di tempat ini terasa magis, dengan cahaya keemasan yang menembus kabut pagi. Spot sempurna untuk foto siluet atau sekadar menikmati secangkir kopi hangat sambil melihat matahari muncul perlahan.
2. Udara Segar dan Suasana Tenang
Udara di kampung ini sangat bersih dan sejuk—jauh dari polusi dan kebisingan kota. Kamu bisa merasakan kedamaian sejati, cocok untuk self-healing atau sekadar melarikan diri dari rutinitas yang melelahkan.
3. Budaya Lokal yang Masih Kuat
Selain alam, kampung ini juga menyimpan kearifan lokal yang kuat. Penduduknya sangat ramah, hidup dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Di beberapa desa, kamu bisa ikut serta dalam aktivitas harian seperti bertani, memasak, atau membuat kerajinan tradisional.
4. Wisata yang Berkelanjutan
Sebagian besar kampung di atas awan kini menerapkan konsep ekowisata. Artinya, wisatawan diajak untuk tetap menjaga lingkungan dan menghormati adat setempat. Ini menjadikan perjalananmu tidak hanya menyenangkan, tapi juga bermakna.
🛌 Fasilitas dan Akomodasi
Meskipun belum terlalu komersial, banyak kampung di atas awan yang sudah memiliki homestay lokal atau rumah warga yang bisa disewa. Harganya sangat terjangkau, berkisar antara Rp100.000–250.000 per malam, termasuk sarapan dan kadang kopi lokal khas daerah tersebut.
Beberapa tempat juga menawarkan camping ground bagi yang ingin merasakan sensasi tidur di tengah alam.
📅 Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Musim kemarau antara Mei hingga September adalah waktu terbaik, karena langit cenderung cerah dan kabut lebih tebal di pagi hari. Datanglah sebelum pukul 06.00 pagi untuk melihat golden sunrise dan awan menari-nari di antara perbukitan.
🚙 Cara Menuju Lokasi
Contoh rute untuk Citorek Kidul, Lebak – Banten:
- Dari Jakarta: Naik kereta ke Rangkasbitung
- Lanjut dengan angkot atau sewa motor/mobil ke arah Citorek
- Setelah itu, lanjutkan ke titik Negeri di Atas Awan Gunung Luhur
Untuk destinasi lain seperti di Toraja atau Dieng, kamu bisa menggunakan jalur darat atau udara tergantung lokasi awalmu.
🔖 Tips Saat Berkunjung
- 🧥 Bawa jaket hangat dan sepatu nyaman
- ♻️ Jangan tinggalkan sampah—bawa kembali semuanya
- 🧘♀️ Hormati budaya dan adat setempat
- 📸 Jangan ragu minta izin sebelum memotret warga
- 🗓️ Rencanakan minimal 2 hari untuk menikmati semua dengan santai
✨
Kampung di Atas Awan bukan hanya destinasi, tapi pengalaman spiritual dan budaya yang jarang ditemukan di tempat lain. Menyatu dengan alam, mengenal manusia-manusia yang sederhana dan hangat, serta memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernafas lebih lega.
Jika kamu merasa dunia terlalu bising, datanglah ke sini—dan rasakan sendiri tenangnya hidup di atas awan.